Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
النُّصُوْصُ قَدْ إِنْتِهَى وَالْوَقَائِعُ غَيْرُ مُتَنَهِيَة # صَلِحٌ لَكُلِّ زَمَان وَمَكَان

Episode 7 : YUNDA “kabur”


Sial, setelah kejadian tadi. Pelajaran gue gak ada yang konsen. Pikiran gue melayang entah kemana gak jelas.

Kalo di IPS aja yang gue cowok langsung dihajar, bagaimana yang IPA ? pertanyaan bodoh itu selalu melayang dalam otak gue.

Teettt..teettt..teett

Bel pulang pun membuyarkan pikiran gue.

“pulang yok”, ajak gue ke Mizwar.

“bentar, gue ke kantin dulu”.

5 menit kemudian.

Huh..huh

“nape Lo?”,

Mizwar cuap-cuap kayak ikan Lohan.

“ni..nih minum dulu”,

Glek..glek

“hah..huh. gue tadi dikantin, mergokin anak IPA lagi berkumpul. Kayaknya mereka lagi nyusun rencana buat nyerbu IPS.”

“lo serius?”

“ya, elah emang muka gue kayak pendusta apa?”

Kami berdua pun diam sejenak. Dan kami baru sadar kalo sekolahan sudah sepi.

“yok, cepetan pulang”, Mizwar ngerengek kaya anak kecil minta permen.

“yok..yok”



Kami berdua menuju ke parkiran sepeda motor.

Suasana seperti mencekam, karena sepertinya hanya kami anak IPS yang masih tersisa.

Sampai diparkiran, “kayaknya omongan Lo gak bener deh”, gue berprasangka buruk pada Mizwar.

“sialan, Lo gak percaya amat sam gue”

“udah deh, sekarang kita cabut”.



Kami pun akhirnya cabut dari sekolahan. Belum beberapa kilo naik motor.

Suara deruman motor bak arak-arakan sepertinya membuntuti kami.

“el..el, liat tuh. Anak-anak IPA buntuti kita”

“sial.”, decak gue.

“ngebut el. Ngebut.”

Mizwar yang dari tadi gak tenang alias gak sabaran, ngebuat gue jadi ikut gak tenang.

Kejar-kejaran pun terjadi, antara kami dengan rombongan anak IPA.

Beruntung, gue nemuin lubang cacing, gue dan Mizwar pun akhirnya bisa lolos untuk sementara.

(To be continued
episode sebelumnya : 123456,
episode selanjutnya :  ...